Tahukah kamu?? Lahan di bumi kita semakin menyempit? Hal ini banyak terjadi di pemukiman padat,bagian kota yang paling sulit dihijaukan.
Selain sempitnya lahan, dapat dikatakan kesadaran dalam menghijaukan lingkungan
masih sangat rendah. Kebanyakan penduduk di daerah pemukiman padat acuh dengan
kondisi lingkungannya. Upaya dalam mempertahankan hidup di kota dirasa banyak
kalangan lebih penting di banding upaya dalam menjaga kealamian lingkungan itu
sendiri. Pandangan seperti ini yang membuat minim nya masyarakat yang berfikir
bagaimana caranya untuk meminimalisir efek pencemaran udara, seperti penggunaan
pendigin udara, pembuangan gas pada alat transportasi, dsb. Suasana yang asri dan estetis di lingkungan
tempat tinggal atau tempat aktivitas menjadi faktor yang dapat memperbaiki
kualitas lingkungan hidup baik dari segi fisik berupa udara bersih dan
keteduhan, maupun segi psikis yang menciptakan kenyamanan. Kondisi yang
demikian terutama diperlukan oleh lingkungan daerah perkotaan yang umumnya
cenderung memiliki kualitas keasrian dan kesegaran udara yang minim. Daerah
perkotaan yang cenderung padat pemukiman maupun bangunan menimbulkan kesan
gersang dan panas. Kenyamanan rumah tidak terlepas dari faktor
pengudaraan. Udara merupakan campuran gas yang memiliki berbagai komponen,
salah satunya adalah air dalam bentuk uap H2O dan karbon diokside
(CO2). Untuk meminimalisir kesan tersebut dapat
ditempuh usaha penanaman tumbuh-tumbuhan yang dapat menciptakan keasrian dan
keteduhan dari teriknya cuaca tropis serta kurang baiknya kualitas udara terlebih banyaknya pencemaran udara yang merusak kualitas
udara di sekitar tempat tinggal.
Pencemaran udara itu sendiri adalah kehadiran satu atau lebih substansi fisik, kimia, atau biologi di
atmosfer dalam jumlah yang dapat membahayakan kesehatan mahkluk hidup,
mengganggu estetika dan kenyamanan, atau merusak properti (Putra : 2011).
Menurut
ilmu konservasi, guna mendapatkan kebutuhan oksigen yang memadai, tiap manusia
membutuhkan minimal 1,2 m2 rumput diatas tanah atau dengan 4 m2
daun hijau (Bona Yudha Prasetya. 2006 : 31). Secara umum, dengan kondisi
Indonesia yang beriklim tropis, suhu udara yang panas mesti disikapi dengan
penghijauan bila menghendaki keasrian dan kesegaran udara, terlebih jika udara
telah terkontaminasi dengan polutan.
Permasalahan yang sering terjadi,
lingkungan tempat tinggal atau bangunan hanya menyisakan sedikit lahan tanam
dan lahan untuk peletakkan atau penanaman tanaman maupun pohon.Permasalahan yang sering terjadi, lingkungan
tempat tinggal atau bangunan hanya menyisakan sedikit lahan tanam dan lahan
untuk peletakkan atau penanaman tanaman maupun pohon. Oleh karena itu, dalam
usaha menciptakan suasana teduh dan segar dapat dibuat kanopi dari tanaman
rambat seperti yang dapat ditemui di pedestrian sebagai peneduh jalan dan
carport rumah. Berangkat dari hal tersebut, akan lebih baik apabila upaya
peneduhan dan penyegaran lingkungan pada lahan tanam terbatas digalakkan tidak
hanya pada tempat-tempat yang sudah diterapkan. Upaya ini dapat diterapkan pada
bagian-bagian bangunan lain seperti atap, dinding tembok, jendela atau
ventilasi guna memperbanyak unsur tumbuhan hijau.
Pembuatan
kanopi tanaman rambat yang diterapkan pada jendela bangunan dapat menjadi
alternatif sederhana namun tepat guna dalam mengupayakan suasana yang asri,
teduh, dan segar serta menjadi pendukung langsung agenda green campaign (Kampanye Hijau) secara umum. Penggunaan kanopi yang
demikian merupakan suatu inovasi dalam bentuk Fresh Green Canopy yang dapat dikembangkan menjadi usaha eco-creative dengan segmentasi pasar
masyarakat luas dari berbagai kalangan. Hal ini didasrkan atas karakateristik Fresh Green Canopy yang fleksibel,
memiliki nilai guna dan fungsi yang tinggi serta mendukung upaya green campaign -go green.
Fresh Green Canopy merupakan paket tanaman merambat yang dikolaborasikan
pada kanopi berukuran mini dengan rangka-nya yang didesain ergonomis, estetis,
dan mudah dipasang. Fresh Green Canopy
berbeda dengan kanopi umumnya yang bersifat permanen dan hanya sebagai peneduh
saja. Selain tanaman merambat, Fresh
Green Canopy juga dilengkapi dengan kain wol, arang, dan selang air yang
dimaksudakan untuk penyegar dan pendingin udara alami ketika kain wol dibasahi
oleh air melalui sistem pengairan sederhana. Sistem tersebut bekerja ketika
kain wol yang dibasahi memberikan keadaan lembab dan membasahi arang. Arang
yang basah ini menurut Bona Yudha Prasetya dalam bukunya Mendesain Rumah Tropis dapat berfungsi sebagai filter pembrsih
udara dan mampu menurunkan suhu hingga 2,1 derajat celcius
Sistem penyegar dan pendingin Fresh Green Canopy mengacu pada konsep AC alami yang menggunakan
air dan arang untuk menurunkan suhu udara yang melewati kanopi. Rancangan Fresh Green Canopy sebagai peneduh
memenuhi kriteria peneduh yang ideal, dimana peneduh ideal yang baik dapat
menghalangi radiasi matahari secara maksimum, tetapi tetap membiarkan
pemandangan serta udara melewati jendela (Lechner,
Robert. 2007). Dari sisi biaya Karyasi pun, Fresh
Green Canopy lebih ekonomis, sehingga karya ini sangat potensial menjadi
karya yang memasyarakat untuk mendukung kampanye go green, meskipun pada lahan tanam terbatas.
Kami mencoba membuat suatu inovasi baru untuk sekedar mengampanyekan go green. Karena perubahan berawal dari niat dalam diri kita sendiri. Kalo bukam kita yang memulai, lalu siapa lagi??
. DAFTAR PUSTAKA
Anthonius Riyanto. 2007. Peluang Bisnis Tanaman. Jakarta : Agromedia
Bona Yudha Prasetya. 2005. Mendesain Rumah Tropis. Semarang: Trubus Agriwidya
Lechner,
Robert. 2007. Heating, Cooling, Lighting.
PT Raja Graffindo Persada
Heinz
Frick, dkk. 2008. Ilmu Fisika Bangunan. Yogyakarta:
Penerbit Kanisius
