Minggu, 09 Desember 2012

Save Our Earth, Untuk Hidup Lebih Berkualitas


Hai Sahabat Bumi, Sudahkah kalian menjaga lingkungan? Lingkungan adalah tempat berlangsungnya kehidupan dan tempat untuk mendapatkan semua alat pertahanan hidup mulai dari kebutuhan pokok sampai dengan aktualisasi diri. Lingkungan yang baik menentukan tingkat kualitas hidup manusia. Namun seiring berkembangnya zaman, justru semakin kompleks masalah lingkungan yang perlu dihadapi. Tidak dapat dipungkiri bahwa sebagian besar kerusakan lingkungan disebabkan oleh manusia. Padahal kita sebagai manusia adalah elemen utama pengguna lingkungan. Terlebih dengan adanya isu pemanasan global yang tak kunjung usai dibahas seharusnya kita lebih sadar akan peran penting lingkungan. Jika tidak segera ditanggulangi permasalahan lingkungan ini, akan berakibat rusaknya keseimbangan ekosistem, sehingga berdampak buruk terhadap keberlangsungan hidup manusia. Lalu, apa yang perlu kita perhatikan?

Yang pertama adalah tanamkan kesadaran dari dalam diri kita sendiri. Meniatkan dalam hati untuk memulai melakukan kebiasaan-kebiasaan kecil seperti membuang sampah pada tempatnya, memisah antara sampah organik dan anorganik, meremas botol plastik sebelum dibuang, dan mengajak orang-orang disekitar kita untuk melakukan kebaikan tersebut. Ingatlah satu kebaikan kita sangat berguna untuk masa depan bumi mendatang.

Kedua, berhemat energy yaitu dengan meminimalkan penggunaan listik terutama pada pk 17.00-22.00. Contoh sederhana yang sering kita lupakan adalah sebagai pengguna hp lepaskan charger jika sudah tidak terpakai.

Upayakan untuk menghemat BBM dengan tidak terlalu sering menggunakan kendaraan kendaraan bermotor. Biasakanlah tidak tergantung pada kedaraan bermotor terlebih untuk kepentingan jarak dekat, misalnya dengan berjalan kaki atau bersepeda alternatif bepergian. Selain sehat ketiganya membuat kita bisa bersosialisasi dengan lingkungan luar.

Ketiga, cintailah tanaman. Indonesia merupakan negara yang kaya akan tanaman hayati. Rugi jika kita sebagai orang Indonesia tak bisa melestarikan keanekaragamannya. Kita bisa mengisi kekosongan waktu untuk bercocok tanam. Perlu kita ketahui bahwa tanaman selain indah juga memiliki fungsi meneduhkan dan menyerap polusi. Bayangkan saja jika setiap penduduk Indonesia memiliki kesadaran bercocok tanam, akan ada puluhan juta tanaman yang dapat menyerap polusi dan membersihkan udara.  Tentunya jika lingkungan kita teduh dan nyaman, maka kita akan lebih nyaman untuk beraktivitas.

Keempaat, energy alternatif. Seperti yang kita ketahui energy fosil adalah energy yang tidak dapat diperbaharui. Selain dengan meminimalkan penggunaan BBM kita bisa menggunakan energy alternative sebagai pengganti BBM. Diantaranya adalah, penggunaan biogas. Biogas dihasilkan melalui fermentasi bahan-bahan organik, misalnya adalah ampah rumah tangga. Dengan menggunakan biogas selain untuk menghemat BMM juga bisa sebagai sarana pengelolaan limbah rumah tangga yang selama ini menjadi permasalahan lingkungan.

Kelima, peran pemerintah dan seluruh masyarakat. Pemerintah memiliki peranan yang sangat penting untuk membuat kebijakan terkait pengelolaan lingkungan tentunya dengan didukung masyarakat sebagai pengguna kebijakan pemerintah. Kedua elemen ini sangat berkesinambungan dan harus saling mendukung. Dalam bagian ke empat ini penulis memusatkan perhatian terhadap penggunaan area pedestrian. Pemerintah harus tegas untuk memaksimalkan fungsi dasar area pejalan kaki yang kini sudah banyak beralih sebagai tempat parkir dan tempat mangkal pedagang kaki lima. Jika area pedestrianpun tidak nyaman untuk digunakan, masyarakat tentu  akan memilih untuk menggunakan kendaraan bermotor dalam beraktifias jarak pendek. Beda halnya jika area pedestrian nyaman, masyarakat akan lebih tertarik untuk berjalan kaki dalam menjalankan aktifitasnya. Jika pemerintah serius untuk memperhatikan kenyamanan area pedestrian dan mensosialisasikannya maka penggunaan kendaraan bermotor juga akan berkurang sehingga pemakaian bahan bakar dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Baik buruknya lingkungan dan kualitas di dalamnya tergantung dari kesadaran diri kita sendiri untuk senantiasa menjaga bumi kita yang semakin menua seperti kita menjaga orang tua kita. Kalo bukan kita yang memulai dari sekarang, siapa lagi??

Selasa, 15 Mei 2012

FRENOPI (Ciptakan Kesejukan tanpa merusak kealamian hayati)


Tahukah kamu?? Lahan di bumi kita semakin menyempit? Hal ini banyak terjadi di pemukiman padat,bagian kota yang paling sulit dihijaukan. Selain sempitnya lahan, dapat dikatakan kesadaran dalam menghijaukan lingkungan masih sangat rendah. Kebanyakan penduduk di daerah pemukiman padat acuh dengan kondisi lingkungannya. Upaya dalam mempertahankan hidup di kota dirasa banyak kalangan lebih penting di banding upaya dalam menjaga kealamian lingkungan itu sendiri. Pandangan seperti ini yang membuat minim nya masyarakat yang berfikir bagaimana caranya untuk meminimalisir efek pencemaran udara, seperti penggunaan pendigin udara, pembuangan gas pada alat transportasi, dsbSuasana yang asri dan estetis di lingkungan tempat tinggal atau tempat aktivitas menjadi faktor yang dapat memperbaiki kualitas lingkungan hidup baik dari segi fisik berupa udara bersih dan keteduhan, maupun segi psikis yang menciptakan kenyamanan. Kondisi yang demikian terutama diperlukan oleh lingkungan daerah perkotaan yang umumnya cenderung memiliki kualitas keasrian dan kesegaran udara yang minim. Daerah perkotaan yang cenderung padat pemukiman maupun bangunan menimbulkan kesan gersang dan panas. Kenyamanan rumah tidak terlepas dari faktor pengudaraan. Udara merupakan campuran gas yang memiliki berbagai komponen, salah satunya adalah air dalam bentuk uap H2O dan karbon diokside (CO2). Untuk meminimalisir kesan tersebut dapat ditempuh usaha penanaman tumbuh-tumbuhan yang dapat menciptakan keasrian dan keteduhan dari teriknya cuaca tropis serta kurang baiknya kualitas udara terlebih banyaknya pencemaran udara yang merusak kualitas udara di sekitar tempat tinggal.  Pencemaran udara itu sendiri adalah kehadiran satu atau lebih substansi fisik, kimia, atau biologi di atmosfer dalam jumlah yang dapat membahayakan kesehatan mahkluk hidup, mengganggu estetika dan kenyamanan, atau merusak properti (Putra : 2011).
            Menurut ilmu konservasi, guna mendapatkan kebutuhan oksigen yang memadai, tiap manusia membutuhkan minimal 1,2 m2 rumput diatas tanah atau dengan 4 m2 daun hijau (Bona Yudha Prasetya. 2006 : 31). Secara umum, dengan kondisi Indonesia yang beriklim tropis, suhu udara yang panas mesti disikapi dengan penghijauan bila menghendaki keasrian dan kesegaran udara, terlebih jika udara telah terkontaminasi dengan polutan.
                                    Permasalahan yang sering terjadi, lingkungan tempat tinggal atau bangunan hanya menyisakan sedikit lahan tanam dan lahan untuk peletakkan atau penanaman tanaman maupun pohon.Permasalahan yang sering terjadi, lingkungan tempat tinggal atau bangunan hanya menyisakan sedikit lahan tanam dan lahan untuk peletakkan atau penanaman tanaman maupun pohon. Oleh karena itu, dalam usaha menciptakan suasana teduh dan segar dapat dibuat kanopi dari tanaman rambat seperti yang dapat ditemui di pedestrian sebagai peneduh jalan dan carport rumah. Berangkat dari hal tersebut, akan lebih baik apabila upaya peneduhan dan penyegaran lingkungan pada lahan tanam terbatas digalakkan tidak hanya pada tempat-tempat yang sudah diterapkan. Upaya ini dapat diterapkan pada bagian-bagian bangunan lain seperti atap, dinding tembok, jendela atau ventilasi guna memperbanyak unsur tumbuhan hijau.

            Pembuatan kanopi tanaman rambat yang diterapkan pada jendela bangunan dapat menjadi alternatif sederhana namun tepat guna dalam mengupayakan suasana yang asri, teduh, dan segar serta menjadi pendukung langsung agenda green campaign (Kampanye Hijau) secara umum. Penggunaan kanopi yang demikian merupakan suatu inovasi dalam bentuk Fresh Green Canopy yang dapat dikembangkan menjadi usaha eco-creative dengan segmentasi pasar masyarakat luas dari berbagai kalangan. Hal ini didasrkan atas karakateristik Fresh Green Canopy yang fleksibel, memiliki nilai guna dan fungsi yang tinggi serta mendukung upaya green campaign -go green.


Fresh Green Canopy merupakan paket tanaman merambat yang dikolaborasikan pada kanopi berukuran mini dengan rangka-nya yang didesain ergonomis, estetis, dan mudah dipasang. Fresh Green Canopy berbeda dengan kanopi umumnya yang bersifat permanen dan hanya sebagai peneduh saja. Selain tanaman merambat, Fresh Green Canopy juga dilengkapi dengan kain wol, arang, dan selang air yang dimaksudakan untuk penyegar dan pendingin udara alami ketika kain wol dibasahi oleh air melalui sistem pengairan sederhana. Sistem tersebut bekerja ketika kain wol yang dibasahi memberikan keadaan lembab dan membasahi arang. Arang yang basah ini menurut Bona Yudha Prasetya dalam bukunya Mendesain Rumah Tropis dapat berfungsi sebagai filter pembrsih udara dan mampu menurunkan suhu hingga 2,1 derajat celcius  
Sistem penyegar dan pendingin Fresh Green Canopy mengacu pada konsep AC alami yang menggunakan air dan arang untuk menurunkan suhu udara yang melewati kanopi. Rancangan Fresh Green Canopy sebagai peneduh memenuhi kriteria peneduh yang ideal, dimana peneduh ideal yang baik dapat menghalangi radiasi matahari secara maksimum, tetapi tetap membiarkan pemandangan serta udara melewati jendela (Lechner, Robert. 2007). Dari sisi biaya Karyasi pun, Fresh Green Canopy lebih ekonomis, sehingga karya ini sangat potensial menjadi karya yang memasyarakat untuk mendukung kampanye go green, meskipun pada lahan tanam terbatas.

Adapun tanaman merambat yang digunakan dalam Fresh Green Canopy  ini yaitu tanaman rambat liar. Pilihan ini didasarkan atas karakateristiknya yang hijau lebat, relatif indah dengan bunga-nya, mampu tumbuh subur dengan menangkap sinar matahari langsung dengan efektif, mudah dalam perawatan serta didapat secara gratis. Pertimbangan ini akan meningkatkan nilai guna dan jual tanaman rambat liar yang pada sebagian tempat dianggap mengganggu, sehingga dengan karya ini tanaman rambat liar tersebut memiliki nilai lebih.  Dalam program ini, rangka kanopi kami desain dan menyerahkan proses Karyasinya pada  bengkel besi dan las, untuk meminimalisir biaya peralatan mahal dan karena keterbatasan tenaga kerja lahli.


Kami mencoba membuat suatu inovasi baru untuk sekedar mengampanyekan go green. Karena perubahan berawal dari niat dalam diri kita sendiri. Kalo bukam kita yang memulai, lalu siapa lagi??





. DAFTAR PUSTAKA
 Anthonius Riyanto. 2007. Peluang Bisnis Tanaman. Jakarta : Agromedia
 Bona Yudha Prasetya. 2005. Mendesain Rumah Tropis. Semarang: Trubus                                             Agriwidya
Lechner, Robert. 2007. Heating, Cooling, Lighting. PT Raja Graffindo Persada
Heinz Frick, dkk. 2008. Ilmu Fisika Bangunan. Yogyakarta: Penerbit Kanisius